Saat ini, sampah merupakan masalah mendesak yang butuh penanganan segera. Salah satu jenis sampah yang menjadi perhatian khusus adalah sampah plastik. Menurut Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), timbunan sampah di 194 kabupaten atau kota se-Indonesia mencapai 19,180 juta ton. Dari jumlah tersebut, sampah plastik menyumbang 18 persen atau sekitar 3,4 juta ton. Sampah plastik menduduki peringkat kedua dari timbunan sampah setelah sisa makanan. Sampah plastik sangat mencemari lingkungan. Bukan hanya di daratan, sampah plastik bisa terbawa aliran sungai dan akhirnya berakhir ke laut yang akhirnya mencemari samudera. Penanganan sampah platik perlu inovasi dengan mengubah atau mengolahnya menjadi barang yang berdaya guna tinggi. Salah satu cara mengubah atau mengolah sampah plastik adalah dengan mengubahnya menjadi ecobrick.

Ecobrick berasal dari dua kata dalam bahasa Inggris yaitu eco dan brick. Eco adalah lingkungan sedangkan brick artinya bata. Jika diterjemahkan secara langsung, ecobrick bisa diartikan sebagai yang ramah lingkungan. Ecobrick bisa dipakai sebagai alternatif pengganti bata untuk mendirikan bangunan. Ecobrick berwujud botol plastik dengan isian berbagai macam sampah plastik hingga penuh dan padat. Dilansir dari artikel berjudul Ecobrick: Solusi Cerdas dan Kreatif untuk Mengatasi Sampah Plastik dalam Jurnal Productum yang terbit pada 2017, ecobrick merupakan salah satu upaya penanganan sampah plastik yang keratif. Ecobrick berfungsi bukan untuk menghancurkan sampah plastik, melainkan memperpanjang usianya dan mengolahnya menjadi sesuatu yang berguna yang bisa dipergunakan lagi untuk kepentingan manusia.

Bersama siswa MIN 2 Manado, Mahasiswa paguyuban karya salemba empat Universitas Samratulangi kota Manado mengadakan Ecobrick. Kegiatan yang di mulai bulan Desember 2023 dan dilanjutkan pertengahan Januari 2024 tersebut di laksanakan di MIN 2 Manado dengan berkoordinasi dengan seluruh stakeholder MIN 2 Manado dan dengan antusias diikuti oleh siswa kelas IV MIN 2 Manado.

Dalam kegiatan tersebut, para siswa diberikan pemahaman tentang pentingnya ecobrick dalam menanggulangi permasalahan sampah di lingkungan setempat. Kemudian siswa ditunjukkan cara untuk melakukan ecobrick dengan contoh bahan sederhana, seperti mengolah bahan plastik bekas yang bisa di daur ulang.

Kepala MIN 2 Manado menyambut baik dan mengapresiasi kegiatan yang diprakarsai oleh Mahasiswa dari UNSRAT tersebut. Dengan harapan, bahwa kegiatan ini dapat menumbuhkembangkan kesadaran di kalangan siswa MIN 2 tentang pentingnya pengolahan sampah daur ulang sehingga ke depannya bisa meminimalisir masalah sampah di lingkungan setempat khususnya di kota Manado.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *